Laman

Sabtu, 02 Juli 2011

KEPEMIMPINAN SEBAGAI SENI UNTUK MENCIPTAKAN KESEUAIAN PAHAM DAN KESEPAKATAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah(UKM) mempunyai peranan yang strategis dalam perkembangan ekonomi. Oleh karena itu selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dlam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara ini beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktivitasnya, namun sector Usaha Kecil dan Menengah(UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.

Perkembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu duupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perananya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dan pengusaha kecil dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Pengembangan UKM kedepan perlu menggabungkan keunggulan lokal dan peluang pasar global,yang disinergikan dengan era ekonomi daerah dan pasar bebas. Perlu berfikir dalam skala global dan bertindak local (think global and act locally) dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan perkembangan UKM.

Perkembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu memperhatikan aspek social dan budaya dimasing-masing daerah, mengingat usaha kecil dan menengah pada umumnya tumbuh dari masyarakat secara langsung. Disamping itu upaya pengembangan UKM dengan mensinergikannya dengan industry besar melalui pola kemitraan, juka akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun daerah.

Penyelenggaraan kegiatan Perkoperasian dan usaha kecil menengah di Provinsi Kalimantan Selatan diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Prov.Kalimantan Selatan. Pertumbuhan dan perkembangan industri, perdagangan, koperasi dan UKM sangat dipengaruhi oleh ketersediaan modal yang cukup tinggi, baik berupa investasi modal kerja, modal mesin dan peralatan, maupun biaya promosi produk. Pemerintah Kabupaten Banjar menyadari bahwa dukungan permodalan yang diberikan masih kurang memadai. Hal ini menjadi salah satu penghambat perkembangan UKM di kota Banjarmasin khususnya dan kabupaten Banjar pada umumnya

Pemerintah provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Koperasi dan UKM melaksanakan beberapa program kegiatan pemberdayaan koperasi dan UKM untuk mewujudkan salah satu visi dan misi pembangunan Kalimantan Selatan 2006-2010 yaitu terwujudnya masyarakat Kalimantan Selatan yang Unggul dan Maju, yang antara lain ditandai dengan berkurangnya angka pengangguran dan tingkat kemiskinan.

1.2 Tujuan

Setelah membaca dan memahami pembahasan tentang kepemimpinana adalah suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham dan kesepakatan, diharapkan pembaca mampu :

· Mengetahui dan mempunyai pandangan umum tentang mengapa kepemimpinan dikatakan suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham dan kesepakatan.

· Mengetahui sifat-sifat seorang pemimpin yang baik.

1.3 Sistematika Penulisan

Agar penulisan makalah ini terarah dan sistematis, maka penulisan makalah ini terdiri dari empat bab. Dimana setiap bab terdiri dari sub-sub bab dan perinciannya, adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

* Bab I merupakan pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang penulisan makalah, tujuan penulisan makalah dan sistematika makalah.

* Bab II Pembahasan, bab ini berisi tentang pemimpin dan seni kepemimpinan.

* Bab III bab penutup yang berisi kesimpulan dari penulisan makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemimpin Dan Seni Kepemimpinan

Secara sederhana, pemimpin adalah seseorang yang berarti dalam suatu organisasi. Dikatakan demikian karena apa yang dilakukan seorang pemimpin akan berdampak bagi organisasi atau unit yang dipimpinnya. Sementara itu kepemimpinan adalah apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam hal ini adalah menentukan dan membuat keputusan, mengarahkan, dan mempengaruhi orang disekitarnya agar menjalankan keputusan yang sudah diambil.

Sekarang ini banyak sekali teori teori tentang kepemimpinan misalnya Munson mendefinisikan kepemimpinan adalah kekuatan moral yang kreatif dan derektif. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa seorang pemimpin harus mempunyai kekuatan moral dalam bentuk sifat yang kreatif dalam menggunakan semua sumber daya yang ada dalam organisasinya serta memiliki sifat derektif untuk menggerakkan semua elemen dalam oragisasi untuk mencapai tujuan yang telah digariskan atau diharapkan. Teori lain dari Allport mengatakan kepemimpinan berarti mengarahkan kontak tatap muka antara pemimpin dan pengikut-pengikut.

Bundle melihat kepemimpinan sebagai seni mendorong/mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seorang pemimpin untuk dikerjakan. ''Seni kepemimpinan'' memberikan wawasan ke sifat kepemimpinan. Kepemimpinan adalah tindakan yang mendukung, di mana seorang Pemimpin memimpin dengan melibatkan orang lain, mempengaruhi mereka dengan pikiran-pikiran visioner dan berkontribusi terhadap tindakan mereka. Bagi seorang pemimpin, pengikutnya adalah yang terpenting. Kepemimpinan adalah sebuah seni di mana belajar dan penerapan sensitif sepanjang waktu sangat diperlukan. Kepemimpinan tidak hanya sekedar memegang posisi.

Kepemimpinan bukanlah permainan ego. Kepentingan diri dapat mengakibatkan kehancuran seluruh kelompok. Semangat kelompok akan mencerminkan semangat kepemimpinannya. Kepemimpinan adalah semua tentang tanggung jawab untuk menyerap energi negatif dan memancarkan energi positif kepada tim. Seorang pemimpin harus berpikir kedepan untuk meningkatkan kinerjanya dan fokus pada setiap aspek untuk kemajuan dalam jangka panjang.Kepemimpinan menuntut keterbukaan terhadap perasaan orang lain dan bekerja pada kebutuhan kelompok , mengesampingkan preferensi emosi dan pribadi . Pemimpin harus menjadi seorang pemberi daripada penerima. Kejujuran diri adalah ruang dasar dari sebuah kepemimpinan yang kuat. Kesetiaan, akal, kesabaran dan kesempurnaan adalah pilar-pilar kepemimpinan.

Selain konsep kepemimpinan berbagai macam gaya seorang pemimpin juga dapat dilihat, menurut Daniel Goleman dari Universitas Harvard didalam artikelnya Leadership That gets Results mengkategorikan pemimpin dalam 6 gaya yaitu Coercive(memaksa), Authoritative(otoriter), Affiliative(, Democratic(demokratis), Pacesetting dan Coaching(bersifat melatih)

Coercive

Authoritative

Affiliative

Democratic

Pacesetting

Coaching

Modus

operasi

Meminta kepatuhan segera

Mobilisasi orang lewat misi

Menciptakan harmoni dan membangun ikatan emosional

Mendukung consensus via partisipasi

Meletakkan standar yang tinggi untuk kinerja

Mengembangkan orang untuk masa depan

Gaya dalam keseharian

“Lakukan seperti yang saya perintahkan”

“mari ikut saya”

“orang adalah yang utama”

“apa menurut anda”

“lakukan seperti yang saya lakukan sekarang”

“coba ini”

Latar belakang kompentensi emosional

Mendorong untuk pencapaian, inisiatif, control diri

Keyakinan diri, empati, mendorong perubahan

Empati, membangun hubungan dan komunikasi

Kolaborasi,kepemimpinan tim,komunikasi

Kesadaran diri,mendorong untuk pencapaian, inisiatif

Mengembangkan orang, empati,kesadaran diri”

Situasi yang paling optimal

Dlam krisis, memulai trasformasi, atau menghadapi karyawan yang bermasalah

Ketika perubahan membutuhkan visi yang baru,atau sewaktu arahan baru di perlukan

Menyembuhkan luka dalam tim atau memotivasi orang yang dalam kondisi stress

Mendapatkan buy-in atau consensus atau memperoleh masukan dari karyawan

Mendapatkan hasil yang cepatdari tim yang kompeten dan termotivasi

Membantu karyawan meningkatkan kinerja atau mengembangkan kekuatan jangka panjang

Akibat terhadap suasana sekitar

Negatif

Kebanyakan positif

Positif

Positif

Negatif

Positif

Dalam kenyataannya setiap pemimpin selalu dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Selain itu karakter dasar seorang pemimpin sebenarnya sudah dipupuk sejak kecil dan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Karakter dasar yang dimiliki seseorang akan menjadi factor utama dalam mengarahkan gaya kepemimpinan. Namun situasi dan kondisi tertentu akan bias menyebabkan seorang pemimpin mengubah gaya kepemimpinannya.

Secara umum banyak sekali teori kepemimpinan yang dikemukakan orang-orang akan tetapi penerapan dilapangan terbukti masih dibutuhkan adanya figure seorang pemimpin yang berwawasan luas juga responsive terhadap isu-isu yang berkembang tiba-tiba,

Tantangan Yang Harus Dihadapi Seorang Pemimpin:

Selain menjadi tantangan bagi sorang pemimpin, berteman dengan musuh,menghadapi konflik,mengetahui kebutuhan manusia, bernegosiasi tanpa harus mengalahkan, dan membangun komunikasi yang efektif juga merupakan tahap dalam penciptaan kesesuaian paham dan kesepakatan dalam seni kepemimpinan. Dimana jika semua varibel itu bisa dikuasai oleh seorang pemimpin maka dangan mudah pemimpin tersebut membuat kesesuaian paham dan kesepakatan bagi semua orang yang di pimpinnya, baik tim yang ada dalam jajarannya maupun patner kerjanya.

1. Berteman dengan musuh

Bagi seorang pemimpin,membangun kepercayaan terhadap kalangan atau komunitas diluar organisasi dimana pemimpin itu berada adalah pekerjaan mudah. Membangun kepercayaan juga berarti membangun kesan atau image. Sekali seseorang terlanjur mempunyai kesan negative terhadap organisasi,lembaga atau perusahaan, maka negative pula tingkat kepercayaannya. Dimana berita negative lebih menjual dibandingkan dengan berita positif. Hal ini yang menyebabkan begitu sulitnya menciptakan image positif bagi perusahaan. Jika sebuah perusahaan sudah mencapai tingkat kesuksesan maka semakin banyak orang yang pro dan kontra terhadap usaha yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan.

Pemimpin yang suka memperlihatkan perilaku sombong dan arogan terhadap masyarakat awam yang terlanjur menyimpan kesan antipati dan tidak suka adalah bukan sikap pemimpin yang bijaksana. Pemimpin semestinya justru mendekati musuh-musuhnya, sebag semakin musuh dijauhi semakin menjadi musuh berekpanjangan. Mendekati musuh adalah upaya membangun rasa simpati, membangun kesan positif dan akhirnya membangun kepercayaan. Oleh karena itu, diperlukan taktik dan strategi untuk mendekati musuh. Bahkan adakalanya justru mencari musuh untuk diubah menjadi teman. Jika seorang pemimpin berhasil mengubah musuh menjadi teman, maka dampak yang luar biasa lebih sering tak terduga.

Mendekati musuh tidak lantas berarti menghindari konflik. Strategi mendekati musuh sebenarnya merupakan tindakan preventif dalam mengurangi konflik yang mungkin muncul akibat perbedaan pendapat dan pandangan terhadap suatu hal. Semakin sedikit konflik atau potensi konflik yang ada akan semakin meningkatkan sumberdaya seorang pemimpin dalam menghadapi konflik.

2. Menghadapi konflik

Potensi konflik dapat timbul dari berbagai jenjang kepemimpinan dari pucuk pimpinan hingga pada tingkat manajerial paling bawah. Oleh karena itu penanganan konflik juga bias melibatkan semua pihak pada semua tingkat kepemimpinan, sesuai dengan kewenangan masing-masing. Dalam banyak situasi, seringkali seorang pemimpin tidak bias menghindar dari menghadapi konflik. Bagi seorang pemimpin atau calon pemimpin yang ingin maju harus berani menghadapi konflik. Bagi mereka konflik harus dihadapi dan bukan malah dihindari. Bahkan dalam strategi politik atau militer adakalanya konflik justru diciptakan krena kadangkala terbukti konflik malah bias meningkatkan produktifitas karena adanya persaingan.

Konflik bisa datang dari dalam perusahaan disebut konflik internal. Dalam mekanisme kerja tim manajemen yang berjalan harmonis dan saling menghargai,maka seharusnya konflik internal dapat dieliminir dan tidak perlu terjadi. Sebab dalam kondisi yang demikian, semua pihak yang berpotensi konflik di dalam lingkup internal organisasi atau tim manajemen, berangkat dengan pengertian dan pemahaman yang sama atas posisi masing-masing. Untuk itu diperlukan kunci bagi penyelesaian sebuah konflik atau antisipasi terhadap potensi konflik. Ada 2(dua) langkah yang perlu diperhatikan. Yang pertama seorang pemimpin dan jajarannya harus mampu berlaku jujur terhadap semua pihak. Yang kedua semua pihak yang berpotensi konflik harus dapat mengatur dan menata ekspektasi masing-masing secara adil. Selain konflik internal, konflik juga bisa disebabkan dari luar perusahaan atau pihak eksternal. Bila terjadi konflik eksternal maka monflik tersebut jarus diselesaikan bukan dihindari.

3. Mengetahui 3 kebutuhan manusia(diperhatikan,dihargai,dihormati)

Pemimpin yang efektif akan berusaha leebih dahulu untuk memperhatikan,menghargai dan menghormati orang lain, karena dengan demikian hubungan timbal balik akan terjadi. Dimana bawahan akan memberikan hal yang sama kepeda pemimpinnya tersebut. Memperhatikan, menghargai dan menghormati orang lain adalah sangat penting karena dengan melakukan hal tersebut, pihak lain akan lebih terbuka dalam menerima saran, masukan, perintah penugasan dan lainnya dari seorang pemimpin.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin adalah memahami nialai dari eksistensi setiap individu dari setiap orang yang dipimpinnya maupun patner kerjanya, baik dalam hubungan internal maupun eksternal. Nilai-nilai tersebut adalah saling mengkoreksi satu sama lain, saling membantu, saling mendukung, saling mengingatkan,saling mendengarkan, saling percaya, saling menghormati satu sama lain.

Nilai dari setiap individu adalah cerminan dari tiga kebutuhan manusia. Seorang pemimpin dituntut untuk mampu menanamkan pemahaman atas nilainilai tersebut kepada setiap anggota dari tim yang dipimpinnya dan mengembangkan pemahaman itu kepada setiap patner kerjanya.

4. Bernegosiasi

Berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan sering kali menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh seorang pemimpin. Gagal berinteraksi dengan pemangku kepentingan secara saling menguntungkan dapat berakibat menciptakan permusuhan dan ketidaksenangan yang juga akan berakibat merugikan bagi perusahaan. Bagaimana menyakinkan berbagai kalangan, baik yang diluar maupun di dalam perusahaan agar kemauan dan tujuan perusahaan dapat diterima menjadi tantangan tersendiri. Pada saat yang sama berbagai pemangku kepentingan juga berkehendak agar bagaimana keinginannya dapat diterima oleh pihak perusahaan. Dengan demikian akan terjadi interaksi dua arah yang saling menguntungkan diantara dua kepentingan yang dalam banyak hal bisa berlawanan.

Seorang pemimpin dituntut untuk mampu memahami dan mengimplementasikan proses manajemen dalam melakukan tawar menawar dan berargumentasi atas dasar kepentingan dan kedudukan setara. Keseluruhan proses ini bisa disebut dengan negosiasi. Bernegosiasi untuk mencari titik temu yang menguntungkan semua pihak adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Meski hasil akhir dari sebuah negosiasi tidak selalu memuaskan semua pihak namun penyelesaian “win-win solution” dalam banyak pengalaman sering menjadi jalan keluar yang dapat diterima oleh semua pihak.

Dalam melakukan negosiasi ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin atau dalam hal ini adalah negosiator. Yang pertama adalah memperoleh informasi yang cukup,kemudian memciptakan nilai dengan cara mengidentisifikasi posisi yang memuaskan kedua belah pihak, dan yang terakhir adalah harus bisa mengklaim bagian dari kita dari nilai yang kita ciptakan.

5. Membangun komunikasi yang efektif

salah satu piranti penting yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang pemimpin adalah adanya system dan mekanisme komunikasi yang efektif dan efisien. Banyak pengalaman yang mengajarkan tentang kegagalan sebuah kegiatan disebabkan karena buruknya system komunikasi dan cara berkomunikasi. Masalah komunikasi ini menyangkut baik dalam b-hubungan internal antara atasan dan bawahan,teman kerja,juga pemilik saham, maupun hubungan eksternal dengan pihak pihak luar yang berkepentingan dengan jalannya perusahaan.

Cara agar pemimpin dapat memastikan apa yang diperintahkannya dapat dipahami oleh orang yang diperintah antara lain pemimpin harus memastikan bahwa komunikasi dancara berkomunikasinya benar. Yang kedua pemimpin harus memastikan bahwa orang-orang yang diperintah mengerjakan tugas benar benar memahami pekerjaannya.

SIKAP PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Sebagai seorang pemimpin yang baik hendaknya memimiliki sikap dan jiwa kepemimpinan seperti tersebut di bawah ini :

1. BERWIBAWA :

- Dapat memberikan contoh yang baik dalam tingkah laku, penampilan, pembawaan, tutur kata pada setiap waktu

- Percaya pada diri sendiri

- Berbahasa yang baik, terarah dan tegas

- Dapat mengendalikan emosi diri, tidak mudah marah

2. KEBERANIAN :

- Bersedia menerima kritikan yang bersifat membangun

- Berjiwa besar, berani mempertahankan yang benar dihadapan umum dengan dilandasi jiwa musyawarah, berani mengoreksi diri sendiri, berani mengakui kesalahan sendiri untuk diperbaiki pada masa mendatang.

3. MEMPUNYAI KEMAMPUAN MEMUTUSKAN (decision maker )

- Sebagai seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan pada saat yang tepat, cepat dan akurat

- Mempertimbangkan dan menganalisis fakta satu dengan lainnya secara tenang, cepat dan mengambil keputusan yang tepat.

4. DAPAT DIANDALKAN :

- Dapat melaksanakan tugas dengan baik, aktif dan bijaksana

- Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan

- Bersikap teliti dan penuh kepastian dalam menentukan langkah

- Setia pada waktu dan janji

5. MEMPUNYAI DAYA TAHAN FISIK DAN MENTAL YANG KUAT :

- Tidak mudah putus asa

- Pantang menyerah, ulet dan tekun

- Selalu menjaga kebugaran fisik

6. BERINISIATIF TINGGI :

- Melatih diri mengenal dan mengerjakan tanpa diperintah, dengan penuh tanggung jawab

- Belajar berfikir jauh kedepan

- Pandai menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien

7. BERSIKAP JUJUR :

- Bersikap jujur dan tegas

- Pandai menyimpan rahasia organisasi

- Dapat dipercaya

8. BERPENGETAHUAN LUAS :

- Selalu meningkatkan pengetahuan profesionalnya melalui banyak belajar, rajin membaca dan mau menerima serta mendengarkan pendapat orang lain.

9. KESETIAAN :

- Pemimpin harus setia kepada tugasnya setia kepada atasan dan bawahannya

- Memegang teguh kode etik seorang pemimpin ( tidak membicarakan persoalan pribadi bawahan atau atasan kepada orang lain )

10. TEGAS :

- Bersikap tegas namun tidak kaku dalam menghadapi sesuatu masalah

- Menghargai orang lain, bersikap ramah, penuh pengertian

- Membina kerja sama dengan baik

11. BIJAKSANA :

- Seorang pemimpin harus bersikap bijak dalam mengatasi segala sesuatu

- Mengakui hak orang lain

- Menghadapi penyalahgunaan wewenang dan jabatan

- Selalu berpandangan positip ( positif thinking ) terhadap segala sesuatu permasalahan.

BAB IV

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Dibalik setiap gaya kepemimpinan tesembunyi pemikiran strategis untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Dibalik setiap gaya kepemimpinan juga tersimpanan sentuhan seni untuk menerapkannya. Ada waktu yang sesuai untuk setiap gaya kepemimpinan dan ada situasi yang membutuhkannya.

Untuk menciptakan kesesuaian paham dan kesepakatan seorang pemimpin harus bisa menghadapi berbagai tantangan yang bisa muncul sewaktu waktu. Seorang pemimpin harus mengetahui tiga kebutuhan manusia(diperhatikan,dihargai,dan dihormati),hal ini sangat penting karena dengan melakukan hal tersebut pihak lain akan lebih terbuka dalam menerima saran,masukan,perintah,penugasan dan lainnua dari seorang pemimpin. Selain itu pemimpin juga harus bisa melakukan negosiasi tanpa harus mengalahkan salah satu pihak. Hal penting lain yang harus dimiliki pemimpin adalah system dan mekanisme komunikasi yang efektif dan efisien. Komunikasi yang efektif juga berkaitan dengan mekanisme pendelegasian yang dilakukan pemimpin kepada tim manajemen pada level dibawahnya.

Dari penjelasan diatas tampak bahwa kepemimpinan bukan semata factor ilmu dan pengalaman melainkan juga mengandung unsure sentuhan seni dalam memimpin. Ada hal hal yang tidak ditemukan dalam kajian ilmu tenntang kepemimpinan, akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya justu ketika seseorang sedang bekerja menjalankan fungsi kepemimpinan itu. Itulah yang kemudian disebut sebagai seni kepemimpinan. Seni kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin menempatkan dirinya disetiap kegiatan dan situasi di perusahaan/tim tempat dia memimpin,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar